Pages

Kamis, 06 Oktober 2011

Pacaran Remaja Kristen

prk
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Disaat remajalah proses menjadi manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira, lucu bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam hal ini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat matangnya alat-alat kelamin sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah/lembaga formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu kompleks dan menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun lingkungan keluarganya.
A.Pendahuluan


Berbagai kota besar amat menjanjikan kemudahan bagi para kaum mudanya. Diskotik, pusat perbelanjaan, pusat-pusat hiburan merupakan ajang pertemuan kaum muda dengan segala pernak-perniknya. Kehidupan yang penuh gejolak ini seringkali membuat kaum muda kepada “perilaku seks bebas” bahkan “menyimpang“.
Cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar dari remaja dimanapun didunia ini. Kehamilan remaja, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah, perkawinan usia muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat, merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang salah disaat remaja. Tidak jarang masa depan mereka yang penuh harapan hancur berantakan karena masalah cinta dan seks.
B.Upaya Mengenal Kehidupan Remaja
Akibat matangnya alat kelamin sekunder maka di usia 13 – 15 tahun pada pria dan di usia 12 -14 tahun pada wanita, terjadi perubahan fisik dan emosi. Mereka masuk ke dalam suatu masa yaitu masa pubertas. Masa ini dikenal sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa muda. Salah satu perubahan terpenting dengan matangnya alat kelamin sekunder tadi mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Kenikmatan tentang cinta dan seks yang ditawarkan oleh berbagai informasi, baik berupa majalah, tayangan telenovela, film, internet yang mengakibatkan fantasi-fantasi seks mereka berkembang dengan cepat, dan bagi mereka yang tidak dibekali dengan nilai moral dan agama yang kukuh, fantasi-fantasi seks tersebut ingin disalurkan dan dibuktikan melalui perilaku seks bebas maupun perilaku seks pranikah saat mereka pacaran. Disinilah titik rawannya. Gairah seks yang memuncak pada pria terjadi pada usia 18-20 tahun, padahal diusia tersebut mereka masih bersekolah/kuliah sehingga tidak mungkin melakukan pernikahan. Akibatnya mereka menyalurkan gairah seks mereka yang tingi dengan melakukan onani ataupun seks pranikah. Penyaluran melalui onani sebenarnya merupakan penyaluran seks yang sehat sebatas tidak berlebihan, namun disayangkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat begitu menakutkan sehingga kaum muda sering dipojokkan, terutama dengan perasaan dosa saat melakukan onani. Untuk itu pendidikan seks bagi para siswa SMP dan SMA sebaiknya diberikan agar mereka sadar bagaimana menjaga agar organ-organ reproduksinya tetap sehat.


C. Berpacaran yang Sehat dan Bebas Aids
Adalah sesuatu yang mustahil, melarang remaja untuk melakukan interaksi dengan lawan jenisnya. Proses interaksi yang lebih lanjut yang diwujudkan dengan berpacaran merupakan hal yang wajar dan baik bagi pengembangan aspek kematangan emosional remaja itu sendiri. Namun, harus ada rambu-rambu yang dipasang agar tidak terjadi berpacaran yang berlebihan, apalagi sampai melakukan hubungan seksual dan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan pada akhirnya mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungan. Untuk itu hal-hal di bawah ini perlu mendapatkan perhatian:


1. Hati – hati berpacaran
Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual. Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
2. “No Seks”
Katakan “tidak”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.


3. “Rem Keimanan”
Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada. Untuk itu, “Say Good Bye” sajalah…! Masih banyak kok pria dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.


4. Bahaya Kehamilan di Usia Muda
Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja:
  1. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
  2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.
  3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
  4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
  5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
  6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum.
  7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa.
Disamping terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki, seks yang dilakukan sebelum menikah akan mengandung berbagai masalah antara lain tuntutan suami akan keperawanan, berbagai penyakit kelamin (termasuk AIDS), stress berkepanjangan, kemandulan (karena infeksi) dan lain-lain.
5. Kiat Sadar Diri
Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai aktivitas berpacaran. untuk itu beberapa tips agar tidak terbuai:
  1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
  2. Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual.
  3. Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
  4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
  5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
  1. Sehat Fisik.
    Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang.
  2. Sehat Emosional.
    Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
  3. Sehat Sosial.
    Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri.
    Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar.
  4. Sehat Seksual.
    Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, apalagi melakukan hubungan seks.
D. Pengaruh Perilaku Seks Bebas pada Intelektualitas
Pusat aktifitas seks adanya di otak, yaitu bagian di otak yang bernama “Hypotalamus” (batang otak). Hypotalamus yang mengatur gairah seks (libido), keinginan seks (motivasi), sementara otak besar mengatur fantasi seks dan pengalaman seks. Adanya rangsangan seks yang datang melalui panca indera (penglihatan, penciuman, dan sentuhan) masuk ke dalam otak dan melalui susunan saraf yang kompleks, melalui tulang belakang, menimbulkan ereksi, maupun pembasahan vagina (lubrikasi). Semakin ditundanya usia perkawinan oleh karena berbagai sebab (kemampuan sosio-ekonomi, pendidikan, dll), mengakibatkan penyaluran seks yang sehat dan alamiah terganggu, sementara sebagai media menyajikan bermacam bentuk pornografi yang merangsang gairah dan keinginan seks kaum muda. Mereka yang tahu akan bahaya seks pranikah menyalurkannya melalui masturbasi, sementara yang lain melakukan berbagai tingkatan aktivitas seks, mulai dari bercumbu sampai melakukan hubungan seks.
Makin banyak seseorang melakukan fantasi seks makin cenderung untuk melakukan aktifitas seks, sementara perasaan berdosa, mitos-mitos yang menakutkan, kehamilan yang tidak diinginkan, berbagai penyakit kelamin menghantui mereka. Akibatnya sering terjadi konflik di dalam jiwa mereka dan tentunya keadaan ini dapat mengganggu perkembangan intelektualitasnya.
Pendidikan seks yang benar dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat kita dapat mengurangi konflik dan mitos-mitos yang salah yang selama ini berkembang dalam masyarakat kita, sehingga dapat meningkatkan kemampuan intelektualitas seseorang.


sumber : Haumanarata

Makna Kristus bagi Generasi Muda Kristen di Tengah Masyarakat Plural

Makna Kristus bagi Generasi Muda Kristen di Tengah Masyarakat Plural
Sebelum mendapatkan secara pribadi makna atau arti Kristus, seorang Kristen tidak akan dapat menjalankan segala pelayanannya dengan efektif. Atau dengan kata lain, agar dapat melayani Tuhan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, pencarian akan siapa sebenarnya Kristus adalah penting. Karena, makna Kristus yang dimiliki oleh setiap pribadi akan menentukan apa yang akan mereka perbuat untuk, dan berikan kepada Kristus itu sendiri baik secara ukurannya maupun kualitasnya.


Hal tentang menemukan makna Kristus sangat penting untuk semua tingkat usia. Tetapi tulisan pendek ini akan lebih menitikberatkan kepada generasi muda. Sebab, perkembangan generasi muda yang percaya kepada Kristus secara global sangat pesat. Sebagai contohnya, di Cina sekarang, lebih dari 50% kawula muda menghadiri kebaktian yang awal mulanya didenominasi oleh kalangan orang tua. (Dini Nofem, 2005) Di Australia, Hillsong church menyadari bahwa jemaatnya benar – benar didominasi oleh anak muda. ( John Adisubrata, 2004)


Di Indonesia, banyak gereja yang memiliki keadaan yang sama seperti Hillsong church. Contohnya: AbbaLove, GeTT, JPCC dan lain-lainnya. Dengan keadaan seperti ini, apalagi di Indonesia yang memiliki masyarakat plural, berarti sekarang, setiap gereja, khususnya yang berhubungan dengan banyak anak muda memiliki tambahan tanggung jawab yang besar. Karena generasi muda ini memiliki persentase kesempatan sosialisasi yang sangat tinggi. Berarti kemungkinan hidup mereka dilihat oleh orang yang belum percaya pun menjadi lebih besar. Oleh sebab itu, pembangunan karakter dalam diri mereka sangatlah penting.


Walaupun gereja berusaha keras untuk memasukkan prinsip- prinsip alkitab, pengenalan akan Tuhan dan ‘paket- paket’ yang lainnya kepada generasi muda untuk pembangunan karakter mereka, itu tidak menjamin bahwa seluruh generasi muda yang ada di bawah naungan gereja tersebut berhasil mendapatkan ‘makna Kristus’ itu sendiri. Semua yang dilakukan oleh pelayan – pelayan gereja kepada generasi muda ini dapat dikategorikan hanya sebagai faktor external.


Sedangkan faktor internalnya adalah diri mereka sendiri dan Tuhan. Apakah mereka bener – benar ingin tahu siapa Tuhan bagi diri mereka ? Dan berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk mendapatkan itu, ditentukan oleh usaha yang mereka lakukan dalam membina hubungan mereka dengan Tuhan (misalnya: doa, pendalaman alkitab) dan juga oleh seberapa besarnya mereka melibatkan Tuhan dalam pencariannya.


Dengan faktor internal dan external ini, saya yakin bahwa generasi muda Kristen akan berhasil menemukan siapa Kristus bagi diri mereka. Penemuan ini akan memberikan dampak yang besar bagi diri mereka sendiri dan juga masyarakat. Bagaimana tidak? Secara internal, generasi muda ini telah mendapatkan suatu dasar yang kuat dalam hidup mereka, yaitu Tuhan Yesus. Hanya dasar ini sajalah yang dapat membuat mereka tetap berdiri kokoh di tengah masa yang sukar. (Maz 23: 4) Sebaliknya, secara external, generasi muda ini akan dapat melakukan sesuatu yang besar dimanapun mereka ditempatkan oleh Tuhan. Selain itu, mereka pun akan mengalami suatu perubahan dalam karakter, sikap dan perkataan mereka (1 Tim 4: 12), dimana orang – orang sekitar mereka mau tidak mau akan menyadari perubahan tersebut.


Dan dampak – dampak inilah yang menjadi beberapa alasan dari banyak alasan kenapa makna Kristus bagi generasi muda sangat penting, apalagi di tengah masyarakat plural.
berilah lebih dari yg kita terima, maka kita akan menerima lebih dari yg kita beri.


sumber : INTERNET
Beri komentar saudara/i tentang postingan diatas!
Klik terlebih dahulu link " Komentar " yang terdapat Pada bawah postingan, dan mulailah dengan mengetik komentar anda.